Perjalanan Hikmah
Kala itu kompor mamah sudah dinyalakan padahal sang surya pun masih malu untuk tampil. Kulihat jam di dinding pukul empat pagi, tak seperti biasanya... kantukku sudah pergi dan badan pun sudah segar dibalut air mandi.
Kami tunaikan kewajiban pagi dan pergi subuh hari, kami senang merasakan angin subuh semilir melintasi badan ini, semakin segar mata-mata kami.
Hangatnya sang surya menyapa malu-malu tubuh ini, menandakan waktu beranjak pagi. Suasana ramai kala itu, karena kami akan melakukan perjalanan pagi.
Perjalanan kali ini menyiratkan makna besar bagiku, sebuah makna kehidupan yang singkat, ya kehidupan yang singkat...
Sesingkat adzan bertemu dengan iqomah...
Tanpa ku sangka dan tak pernah terlintas dipikirannku aku menyaksisakan kejadian itu dengan kedua bola mataku, kulihat banyaknya rona merah pekat dimana-mana, tapi bukan kebahagiaan melainkan tanda kesedihan bagi keluarga yang di tinggalkan...
Atas kejadian itu aku menyadari bahwa
kesempatan umur terlalu singkat untuk disia-siakan, untuk tidak berbuat apapun, untuk tidak dimaknai dengan kesungguhan...
Comments
Post a Comment